Senin, 13 Juli 2015

Tiga Tahun di Gedung Tiga Lantai

Halo!

Di postingan kali ini saya bakal bercerita tentang sekolah saya. Sebenarnya ini salah satu (dari sekian juta) tugas liburan saya. Coba kalau nggak ada tugas ini, pasti saya nggak bakal memposting tulisan 'yang seperti ini'. Haha

Jadi,

Saya resmi terdaftar sebagai seorang pelajar SMA awal Juli tahun 2013. Senang banget rasanya udah jadi anak putih abu-abu. Tambah senang lagi karena saya bisa menghabiskan masa-masa SMA saya di SMA IT Ihsanul Fikri, yang kelihatan mencolok banget di antara hamparan sawah *halah karena gedungnya emang tinggi menjulang, tiga lantai men!

Bicara tentang sekolah, saya selalu teringat kata-kata Pak Umar disetiap apel pagi atau upacara. Pak Umar selalu bilang kalau betapa banyak orang tua di luar sana yang menghubungi beliau untuk menanyakan :

"Ihsanul Fikri masih bisa nerima murid nggak sih?"

Dan Pak Umar selalu menutupnya dengan 'ceramah' yang kira-kira isinya menyuruh kita (siswa/i SMAIT Ihsanul Fikri) buat bersyukur sudah ditempatkan di sekolah yang lingkungannya baik, yang melindungi siswa/i nya dari dunia luar dan pergaulan bebas yang mengerikan (haha) dan harusnya kita bersungguh-sungguh belajar disini karena banyak orang tua yang pengen anaknya masuk Ihsanul Fikri tapi nggak kesampaian, eh malah kitanya yang sudah diberi kesempatan  menyianyiakan.

Dan memang nggak heran sih, kalo sekolah saya di impikan banyak wali murid. *ciye. Bukan karena saya salah satu muridnya dan bilang seperti itu lho ya. Kalau andaikan saya sekarang udah punya anak seumuran SMA (haha) saya pasti juga bakal sekolahin anak saya di Ihsanul Fikri atau sekolah lain yang 'sejenis'.

Karena apa? Karena jaman sekarang ini emang mengerikan sekali. Terlalu banyak hal yang bisa merusak seorang remaja labil seumuran saya ini kalau dia nggak punya iman yang kuat. Dan setiap orang tua pasti berharap punya anak solih/ah yang berakhlak lurus dan membanggakan, kan? Nah, Ihsanul Fikri menawarkan apa yang orang tua mau (ciye).

Murid-muridnya nggak boleh bawa gadget, berangkat sekolah jam enam pagi, kalau keluar kompleks juga paling cuma ke mbak novi, ada mentoring, setor hafalan, mukhoyam qur'an, sertifikasi, pokoknya segala hal yang menjauhkan murid-muridnya dari perbuatan mudharat dan siksa api neraka deh.

Jadi,

Saya merasa beruntung sih, sebenarnya bisa tiga tahun belajar di gedung tiga lantai SMA IT Ihsanul Fikri. Walaupun awalnya emang sedikit nggak terima, banyak mengeluh karena peraturannya banyak bet, tapi, seiring berjalannya waktu, saya jadi sadar kalau sekolah saya sekarang ini adalah tempat terbaik untuk saya menimba ilmu, dan tempat terbaik untuk saya mengumpulkan 'bekal' perjalanan hidup saya di masa depan.

Ya, semoga beberapa tahun kedepan setelah saya sukses dan menjadi seseorang yang 'berpengaruh' (Aamiin Ya Allah) bakal ada seseorang yang nanya ke saya

"Sekolah mana sih kamu dulu, kok sekarang hebat gini (haha)"

Saya akan jawab

"SMA IT Ihsanul Fikri, Sekolah yang guru-gurunya nggak berharap apa-apa selain anak muridnya bisa jadi seorang kader dakwah yang membanggakan."

Ciyeeeeee.




Minggu, 05 Juli 2015

Di Dalam Kesuksesan Nggak Ada Yang Namanya Kebetulan

Halo!
It's been a very long time since saya terakhir kali posting di sini ya?

Haha

Di postingan kali ini saya bawa dua kabar gembira

Kabar gembira yang pertama adalah : Saya sedang liburan! Yeee!

Tapi ternyata nggak segembira itu 😕
Walaupun liburan, tetep aja ada tugas yang bikin beban pikiran. Tiap mau online, kepikirannya tugas. Tiap mau baca novel, kepikirannya juga tugas. Mau tidur bentar pun kepikirannya tugas. Kan gak asik 😂😂

Oh ya

Dan salah satu tugas dari sekian banyak tugas yang diberikan adalah : menulis sesuatu tentang Palestina dan keadaan Indonesia sekarang di blog masing-masing. Ya, tugas itu jadi salah satu alasan saya buka blog ini lagi, nulis lagi. Eh waktu liat viewersnya nggak nyangka udah 1k aja. Itu lumayan menurut saya.
Jadi, I would like to say 'Thank you very much' Buat Mr. Catur (guru BK yang ngasih tugas nulis di blog) yang secara nggak langsung bikin saya sadar kalau saya masih punya sebuah blog untuk diurusin *halah

Dan, kabar gembira yang kedua adalah :

Em, sebenernya saya juga gak tahu kabar yang ini masuk kategori 'menggembirakan' apa enggak. Tapi, kita anggap saja menggembirakan ya.

Jadi kabar yang kita anggap gembiranya adalah :

Saya kelas dua belas tahun ini

Ye!

Ibuk, anakmu bentar lagi jadi mahasiswa buk!

Rasanya baru kemarin saya bisa baca tapi sekarang udah mau jadi mahasiswa aja. Time flies sooooo fast.

Tapi, sebelum jadi mahasiswa saya harus melewati kurang lebih satu tahun yang berat dan mengenaskan.

Seperti yang guru guru saya dan orangtua saya udah wanti wanti sejak awal, kalau tahun ini emang tahun perjuangan.

Dan saya memutuskan untuk membuat prinsip demi kelancaran perjuangan setahun saya ini.

Prinsipnya adalah :

Dalam sebuah kesuksesan, nggak ada yang namanya kebetulan.

Jadi, saya bertekad buat belajar yang giat, usaha maksimal, dan berserah diri sama Allah.

Nggak ada yang namanya bejo-bejoan adanya Berdoa semoga dimudahkan.

Saya cuma nggak mau nanti pada akhir tahun perjuangan saya, saya cuma bisa menyesali apa yang sudah saya kerjakan selama setahun tadi kurang maksimal, usahanya minim, amalan sunnahnya nggak mantep.

Pokoknya saya bertekad buat mati-matian. Terlalu banyak orang yang harus saya buat bangga dengan apa yang bisa saya kerjakan. Dan terlalu banyak waktu yang sudah saya buang sia-sia atas nama hawa nafsu dan kesenangan sementara.

Insya Allah, saya mau berubah. Bersikap lebih dewasa dan berjuang lebih keras.

Wish me luck!